Diary menjadi salah satu hal yang paling berkesan dari saya SD hingga hari ini. Sampulnya yang warna-warni makin lengkap dengan stiker-stiker dengan tokoh favorit. Tidak lupa diary tersebut harus dioper dan diisi ke teman-teman terdekat. Kalau halamannya ‘gak penuh, rasanya ‘gak afdol!
Waktu itu mata saya terpaku pada satu poin yang harus diisi. Minuman favorit? Teman-teman saya banyak sekali menulis minuman soda berwarna-warni, dari hitam, merah, oranye, hingga warna-warna tak lazim lainnya. Saya sendiri bingung harus mengisinya dengan apa. Karena minuman favorit saya tidak jauh-jauh dari air putih dan teh.
Alasannya sederhana, karena saya suka sekali dengan teh dalam kemasan botol kaca diantara minuman menyegarkan yang lainnya. Selalu terpikir di benak saya akan selera saya sederhana sekali. Tapi apa mau dikata, toh minuman bersoda bukanlah favorit saya. Kebiasaan itu terus berlangsung hingga sekarang, entah itu teh dalam kemasan atau sekadar teh celup yang biasa diseduh di rumah.
Kebiasaan ini membuat saya perlahan-lahan jatuh cinta dengan rasa teh. Tidak bisa dipungkiri teh beraroma bunga melati dengan rasa pahit dan manis selalumelekat di hati. Berbekal rasa penasaran mengeksplorasi rasa teh lainnya, saya akhirnya mencoba membeli teh hijau ketika ada kesempatan pergi ke kebun teh.
Soal cita rasa makanan dan minuman, orang tua saya itu sangatlah pemilih. Ibaratnya dari 100 calon suami (ehm) yang saya kenalkan pada mereka, bisa-bisa 100 dari mereka langsung dieliminasi dalam sekejap! Namun tidak untuk teh yang saya bawa ini. Ternyata mereka suka sekali dengan cita rasa teh hijau tersebut. Semenjak saat itu, sepoci teh pasti selalu ada setiap hari di meja rumah saya. Bahkan ketika saya sempat ngekos karena urusan kuliah, menyeduh teh adalah hal yang pertama saya lakukan ketika menginjak rumah tercinta.
Bagi saya minum teh bukanlah ritual yang muluk dan bisa dilakukan di mana saja. Hingga akhirnya teh telah menjadi sahabat setia saya, entah saat saya sedang lelah dan bersantai di rumah, ataupun ketika saya memulai hari hingga kembali ke tempat tidur. Hangatnya gelas dan uap yang mengepul dari segelas teh hijau pahit telah menjadi energy booster saya yang takkan terganti.
Bagi para sahabat yang ingin mulai ngeteh, di luar sana banyak sekali macam teh selain teh cekup maupun kemasan ready to drink yang cenderung lebih cocok dipadu dengan gula. Seperti nikmatnya cita rasa green tea single origin tanpa tambahan rasa lainnya dari berbagai perkebunan teh di Indonesia. Saya sendiri terkejut sekali saat pertama kali mencoba teh hijau yang menjadi favorit saya hingga sekarang. “Ini kok rasanya enak bangeeeet!”, begitu ungkapan teman-teman saya ketika mencoba teh ini. Walau saya rutin mengeksplorasi berbagai macam teh hingga sekarang, rasanya sulit untuk pindah hati dari teh hijau ini.
Selamat menikmati cita rasa penuh ARTEA, sahabat ngeteh!
Melalui blog ini, para sahabat ngeteh nantinya dapat menemukan post baru mengenai hal seputar teh, seperti resep, review teh, dan tentunya berita terbaru mengenai ARTEA! Jangan lupa untuk sekadar menyapa ataupun bertanya bila ada rasa penasaran di hati.
TENTANG PENULIS:
Melisa
Salah satu pendiri ARTEA terlanjur cinta mati
dengan teh ARTEA EMBUN PAGI.
Waktu itu mata saya terpaku pada satu poin yang harus diisi. Minuman favorit? Teman-teman saya banyak sekali menulis minuman soda berwarna-warni, dari hitam, merah, oranye, hingga warna-warna tak lazim lainnya. Saya sendiri bingung harus mengisinya dengan apa. Karena minuman favorit saya tidak jauh-jauh dari air putih dan teh.
Alasannya sederhana, karena saya suka sekali dengan teh dalam kemasan botol kaca diantara minuman menyegarkan yang lainnya. Selalu terpikir di benak saya akan selera saya sederhana sekali. Tapi apa mau dikata, toh minuman bersoda bukanlah favorit saya. Kebiasaan itu terus berlangsung hingga sekarang, entah itu teh dalam kemasan atau sekadar teh celup yang biasa diseduh di rumah.
Kebiasaan ini membuat saya perlahan-lahan jatuh cinta dengan rasa teh. Tidak bisa dipungkiri teh beraroma bunga melati dengan rasa pahit dan manis selalumelekat di hati. Berbekal rasa penasaran mengeksplorasi rasa teh lainnya, saya akhirnya mencoba membeli teh hijau ketika ada kesempatan pergi ke kebun teh.
Soal cita rasa makanan dan minuman, orang tua saya itu sangatlah pemilih. Ibaratnya dari 100 calon suami (ehm) yang saya kenalkan pada mereka, bisa-bisa 100 dari mereka langsung dieliminasi dalam sekejap! Namun tidak untuk teh yang saya bawa ini. Ternyata mereka suka sekali dengan cita rasa teh hijau tersebut. Semenjak saat itu, sepoci teh pasti selalu ada setiap hari di meja rumah saya. Bahkan ketika saya sempat ngekos karena urusan kuliah, menyeduh teh adalah hal yang pertama saya lakukan ketika menginjak rumah tercinta.
Bagi saya minum teh bukanlah ritual yang muluk dan bisa dilakukan di mana saja. Hingga akhirnya teh telah menjadi sahabat setia saya, entah saat saya sedang lelah dan bersantai di rumah, ataupun ketika saya memulai hari hingga kembali ke tempat tidur. Hangatnya gelas dan uap yang mengepul dari segelas teh hijau pahit telah menjadi energy booster saya yang takkan terganti.
Bagi para sahabat yang ingin mulai ngeteh, di luar sana banyak sekali macam teh selain teh cekup maupun kemasan ready to drink yang cenderung lebih cocok dipadu dengan gula. Seperti nikmatnya cita rasa green tea single origin tanpa tambahan rasa lainnya dari berbagai perkebunan teh di Indonesia. Saya sendiri terkejut sekali saat pertama kali mencoba teh hijau yang menjadi favorit saya hingga sekarang. “Ini kok rasanya enak bangeeeet!”, begitu ungkapan teman-teman saya ketika mencoba teh ini. Walau saya rutin mengeksplorasi berbagai macam teh hingga sekarang, rasanya sulit untuk pindah hati dari teh hijau ini.
Selamat menikmati cita rasa penuh ARTEA, sahabat ngeteh!
Melalui blog ini, para sahabat ngeteh nantinya dapat menemukan post baru mengenai hal seputar teh, seperti resep, review teh, dan tentunya berita terbaru mengenai ARTEA! Jangan lupa untuk sekadar menyapa ataupun bertanya bila ada rasa penasaran di hati.
TENTANG PENULIS:
Melisa
Salah satu pendiri ARTEA terlanjur cinta mati
dengan teh ARTEA EMBUN PAGI.